Muhammadiyah dalam Bayang-Bayang Demokrasi: Studi tentang Perdebatan Muktamar Muhammadiyah ke-41 Surakarta
DOI:
https://doi.org/10.62289/ijmus.v1i1.15Keywords:
Muhammadiyah, Muktamar dan Politik Kewargaan, organisasi gerakanAbstract
Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta merupakan salah satu muktamar yang paling
krusial sepanjang sejarah. Dalam konteks ini, Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan
Islam harus menerima Pancasila sebagai asas Persyarikatan. Artikel ini menganalisis
pandangan Muhammadiyah terhadap Pancasila dan implikasi politik keputusan muktamar
Muhammadiyah ke- 41 mempunyai hubungan yang sangat erat dengan perjuangan politik
kewargaan. Melalui pendekatan sosiologi interpretasi dan teori kritis yang menempatkan
wacana publik diuji dan diperebutkan, sehingga menunjukkan kontestasi politik identitas
dikembangkan pemaknaannya di ruang publik. Artikel ini penting menggarisbawahi bahwa
selama rezim Orde Baru berkuasa seiring dengan pemberlakuan asas tunggal Pancasila
kepada seluruh organisasi kemasyarakatan. Perjuangan politik kewargaan Muhammadiyah
juga mengalami krisis identitas yang sangat rentan terhadap konflik elit dan disitegrasi sosial
antar anggota di masa depan
Downloads
Published
Versions
- 2020-10-09 (2)
- 2020-06-25 (1)
